PROFIL PESANTREN BUDAYA INDONESIA

PENDAHULUAN

Artinya: Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat Aku akan jadikan seorang khalifah di muka bumi. Para malaikat pun bertanya, akankah Engkau jadikan orang yang berpotensi melakukan kerusakan dan pertumpahan darah itu sebagai khalifah? Padahal kami selalu bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-MuAllah SWT berfirman, aku lebih tahu terhadap apa yang kamu tidak ketahui. (Q.S. Al-Baqarah/2:30) Misi besar manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah Allah SWT. Untuk itulah Allah mengamanahkan kepadanya satu amanah yang bernilai tinggi dan mulia. Amanah besar yang tidak satupun makhluk Allah sanggup mengembannya. Manusialah satu-satunya makhluk yang sanggup mengemban amanah tersebut. Amanah yang menuntut pengembannya bertanggung jawab di dalam membangun peradaban bumi dengan nilai-nilai agama. Di sinilah harkat dan martabat manusia dipertaruhkan. Amanah yang diembannya menjadi tolak ukur tinggi atau rendah derajat manusia. Nilai unggul manusia terkait erat dengan konsistensinya terhadap pelaksanaan amanah tersebut, semakin tinggi pula nilai kmanuisaany. Begitupun sebaliknya, semakin berani manusia berlakut khianat terhadap amanah tersebut, maka jatuhlah martabatnya sebagai manusia dengan berpegang pada kaidah agama inilah manusia harus menjalankan tugasnya sebagai khalifatullah di muka bumi, menciptakan kehidupan yang manfaat, maslahat, ma’ruf, harmonis, indah dan pantas. Disisi lain manusia dengan perangkat lahir maupun batinnya, potensial mampu mewujudkan itu semua. Oleh karenanya merupakan satu kewajaran jika kemudian manusialah yang harus bertanggung jawab untuk memimpin kehidupan di dunia, sebagai khalifatullah. Objek kekhalifahan membutuhkan sentuhan tangan terampil berhiaskan budi, kelembutan hati penuh dengan rasa kasih dan saying yang besar dan pada wilayah inilah agama akan memainkan perannya yang cukup strategis. Mengelola alam tanpa memperhatikan nilai agama atau pranata social yang ada akan berakibat pada timbulnya ketimpangan dan kerusakan. Inilah masa global yang Allah sangat membencinya. Sekian banyak kecaman bahkan sampai pada ancaman terhadap pelaku kerusakan, tertera dalam Al-Quran, untuk itulah ajaran agama diamanhkan pada manusia, agar alam raya ini tetap terpelihara kelestariannya. Inilah arti sejatinya manusia sebagai khlaifah fil Ardh. Ajaran agama diharpkan manusia mampu mengelola alam dengan bijak. Alam ini tidak cukup hanya disentuh dengan kemajuan teknoligi saja. Pengelolaan alam harus juga mendapatkan sentuhan rasa keimanan dan ketaqwaan manusia kepada rabbu alamin. Perpaduan ang harmonis anatara tuntunan langit dan nilai-nilai bumi, akan melahirkan sebuah peradaban manusia yang beragama dan berbudaya. Dengan begitu, setiap gerak laju pembangunan yang dihasilakn sennatiasa bertumpu pada azas Fil Ardh. Sungguh ini merupakan jabatan yang sangat tinggi dan begitu terhormat. Namun demikian, perlu disadari bersama bahwa, tanggung jawab sebagai khalifatullah fil ardh bukanlah tanggung jawab yang ringan. Amanah yang diembannya adalah amanah yang sangat berat. Langit, bumi dan juga gunung yang secara fisik terlihat lebih besar dan kokoh, merasa keberatan dan tidak sanggup mengemban tugas mulia tersebut. Tidakkah terbayangkan betapa beratnya tanggung jawab manusia menjadi khalifatullah, dimanan ia harus mampu berfikir kreatif inovatif dan mampu berbuat dengan arif. 
DASAR PEMIKIRAN
Sehubungan dengan tanggung jawab yang begitu besar. Allah SWT telah menyiapkan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang berpotensi untuk berkembang dan berperadaban. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan bentuk fisikyang sangat ideal. Selain kelengkapan organ tubuh yang sempurna, manusia juga dibekali kelengkapan diri berbentuk spirit. Inilah modal dasar bagi peningkatan kualitas pribadi. Namun demikian, spirit yang ada pada manusia tidaklah mampu berkembang dengan sendirinya. Proses penempaan, pengesahan dan pengasuhan diri secara terus menerus menjadi penentu perkembangannya. Semakin intensif ia menempa dan mengasah spiritnya, maka peluang untuk berkembang pun semakin besar. Menyadari akan pentingnya proses penempaan potensi dasar manusia agar berkembang dengan baik dan tepat, maka perlu disiapkan saraa khusus yang memadai. Untk itulah kami pengurus Yayasan Pesantren Budaya Indonesia (YPBI) berkonsentrasi untuk membangun lembaga pendidikan yang berbasis pesantren. Ada berapa alas an kami memilih untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pesantren tersebut, anatara lain; Pertama, masyarakat Indonesia sudah mengenal pesantren sebagai sarana belajar mengajar jah sebelum sekolah formal. Dengan demikian, pesantren merupakan system pendidikan tertua yang kental dengan akar budaya Indonesia. Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat yang mayoritas beragama hindu telah mengenal padepokan. Ia merupakan kawah canda dimuka bagi para cantrek yang seklaigus berfungsi sebagi pusat transformasi ilmu. Inilah cikal bakal berdirinya pesantren di Indonesia. Ketiga, pesantren merupakan wahana ideal intuk bersosialisasi dengan masyarakat. Berkumpulnya kemajemukan warna kehidupan dalam satu lingkup pesantren menjadi sarana pembelajaran yang sangat penting, pergesakan budaya, adat-istiadat, tradisi dan gaya hidup yang beragam di dalam pesantern akan mempercepat proses pendewasaan diri. Setiap saat anak didik ditempa untuk berproses menjadi insan yang berkepribadian, mandiri dan toleransi. Mereka diarahkan untuk bias mengambil sifat keteladanan baik dari guru maupun sesame teman. Inilah nilai lebih dari system pendidikan pesantren, di mana berlangsung proses pendidikan secara terus menerus. Dengan begitu, pembentukan karakteristik santri ammpu diwujudkan lebih cepat meskipun harus tetap berproses secara alami. Miliu pesantren akan membawa santrinya pada sikap hidup yang bijak, adil tekun, sabar, tawakkal dan ikhlas. Tentunya hal demikian tidak lepas dari bimbingan seorang pendidik yang bertanggung jawab. Keempat, sistem pendidikan pesantren mampu menekan biaya pendidikan lebih rendah sehingga terjangkau oleh masyarakat umum. Hal ini bias dilakukan karena dengan system asrama banyak pos yang membutuhkan biaya besar dapat dihilangkan. Dengan begitu pendidikan pesantren akan menjadi alternative bagi masyarakat ditengah melangitnya biaya pendidikan. Kelima, pesantren adalah satu-satunya pendidikan yang berbasis budaya Indonesia. Keberadaannya sudah mengakar dan menyatu dengan nilai budaya masyarakat Indonesia. Sukses sebuah pesantren ditentukan oleh kemampuannya melakukan pesresuaian dengan nilai-nilai budaya masyarakat lingkungannya. Dan, hal demikian dapat dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat baik secara individual maupun kolektif. Disisi lain, dinamika kegiatan pesantren harus berdampak paad perilaku sosial masyarakatnya. Pesantren adalah cerminan pemikiran masyarakat dalam mendidik dan melakukan perubahan social menuju kehidupan yang berbudaya dan berperadaban. 
 Tujuan Didirikan Pondok Pesantren Budaya   
  1. Mempersiapkan generasi muslim yang tegar berkepribadian, memiliki integritas amaliah keagamaan yang ilmiah dan berwawasan ilmiah, amaliah, serta memiliki jiwa pengabdian dan kepeloporan.
  2. Mengantarkan santri menjadi pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan terampil di bidangnya serta berkepribadian luhur (berakhlakul karimah).
  3. Mempersiapkan generasi bangsa yang mampu menghargai dan menjaga nilai luhur bangsanya, demi terwujudnya cita-cita pembangunan yang berkesinambungan
 Konsep Pendidikan Pesantren Budaya
 Pendidikan adalah kebutuhan hidup manusia yang asasi. Allah AWT telah menjadikan pendidikan dan pengajaran sebagai salah satu keunggulan manusia atas yang lainnya. Karena itulah Adam lebih diunggulkan dari para malaikat. Namun demikian, keunggulan Adam A.S. atas malaikat tidak hanya ditentukan oleh ilmunya, namun, proses pencapaina ilmu tersebut ikut menentukan tinggi atau rendahnya derajat seseorang. Allah SWT pun memberlakukan proses pembelajaran pada Adam. Sebenarnya tidak ada yang slaah jika Allah SWT langsung menjadikan Adam a.s. berilmu tanpa melalui proses belajar. Namun Al-Quran memberikan catatan yang berbeda. Adam harus menjalani tahapan belajar dengan segala problematikanya untuk mendapatkan ilmu. Di era yang serba instan seperti sekarang ini, segala bentuk persyaratan dalam proses pencarian ilmu sering diabaikan. Keberhasilan suatu pendidikan, hanya dinilai dari capaina ilmu yang dikuasainya. Lebih ironis lagi, penguasaan suatu ilmu hanya diukur dengan gelar kesarjanaan yang bersifat formalistic belaka. Kita seharusnya belajar dari pengalaman, betapa banyak sarjana yang dimiliki bangsa ini? Namun kita pun menyaksikan betapa bangsa ini berjalan menuju keterpurukan. Tentunya hal ini bukan karena ilmunya yang sala. Bukan pula karena sarjananya tidak berkualitas. Jika penilaian kesarjanaan ada pada angka, maka sarjana bangsa ini banyak yang mendapat nilai sempurna. Ada yang perlu dicermati lebih lanjut. Ungkapan Allah SWT mengajar Adam bukan ungkapan tanpa makna. Allah AWT menginginkan supaya manusia tidak menyepelekan proses mendapatkan ilmu. Itulah yang menjadi kata kuncinya. Bermakna atau tidak, ilmu yang dikuasai manusia tergantung pada cara memperolehnya. Proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan memiliki makna yang penting dan strategis. Inilah yang menentukan wajah pengetahuan paar ilmuan,s emua berpulang pada proses pencarian atau cara memeprolehnya. Mencermati kenyataan di atas, maka kami pengurus Yayasan Pesantern Budaya Indoensia berupaya untuk membuat sistem pendidikan yang agamis, ilmiah dan berbudaya. Untuk itulah kami mencanangkan beberapa hal yang menjadi persyarat pendidikan, juga sarana dan prasarana penunjang keberhasilan sistem ini sebagai berikut: 
  • Bangunan Pesantren 
  1. Untuk menunjang keberhasilan pendidikan berbasis pesantren, kami butuh sarana bangunan berupa: 
  2. Ruang kelas untuk kami menyelenggarakan pendidikan formal setingkat SLTP. 
  3. Asrama santri dan tempat tinggal guru pendamping santri. Keberadaan bangunan tersebut sangat penting artinya, karena dari sinilah konsep epsantren dapat kami jalankan secara maksimal. 
  4. Ruang secretariat pesantren. Dari ruang inilah semua kegiatan pesntren baik menyangkut kebijakan dalam pesantren maupun yang terkait dengan pihak luar akan dikendalikan. Disini pula informasi tentang pesantren dapat diperoleh dengan mudah. 
  5. Tempat tinggal pengasuh pesantren. Ruh dari sebuah pesantren adalah keberadaan kiayi yang setia membinmbing para santri setiap waktu. Oleh karenanya keberadaan tempat tinggal pengasuh dalam sebuah pesantren menjadi satu keniscayaan. 
  6. Ruang peribadatan atau musolah yang menyatu dengan ruang baca dan perpustakaan. Ruang ini akan kami fungsikan sebagai laboratorium agama dan pusat transformasi ilmu ala pesantren. 
  7. Dapur umum yang menyatu dengan ruang makan santri. Ruang ini penting adanya, demi keteraturan santri dan juga untuk mengontrol makanan santri yang higienis, bergizi dan memenuhi tuntunan halalan tayyiban. 
  8. Ruang koperasi pesantren. Media koperasi akan kami jadikan sebagai sarana pendidikan santri untuk berorganisasi dan belajar mengatur ekonomi kerakyatan. 
  9. Areal olahraga. Demi menjaga keseimbangan hidup, santri perlu diajak untuk berolahraga, menjaga kebugaran jasmani seiring dengan penempaan nafsani dan ruhaninya. 
  10. Areal bercocok tanam, berkebun dan berternak ikan. Keterlibatan santri dalam media ini akan lebih mendekatkan santri pada contoh kehidupan bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
  • Tenaga Pengajar
 Suskses sebuah pendidikan tidak terlepas dari keberadaan guru sebagai tenaga pengajarnya. Guru sangat berperan dalam membentuk perwatakan anak didiknya. Bahkan, warna amsa depan suatu bangsa, terletak pada pubdak guru yang rajin emmpersiapkan generasi muda sebagai penerus bangsa. Disinilah penringnya guru yang berdedikasi, berakhlakul karimah, jujur. Cerdas, amanah dan bertqwa. Tenaga pengajar seperti inilah yang akan kami libatkan dalam pesantren budaya Indonesia. 
  • Strategi Pengajaran 
Strategi pengajaran yang akan dilakukan oleh pesantren budaya Indonesia mengarah pada terciptanya karakteristik pendidikan sebagai berikut:
  1. Menyeimbangkan rasio dan rohani. System pendidikan yang digunakan pada pesantren budaya Indonesia adalah system yang mengantarkan santri mampu mengerahkan akal rasionya berperan secara optimal. Santri akan terus dirangsang untuk mengembangkan ide dan gagasan baru yang original. Namun demikian, sikap dan perilaku santri harus tetap dalam kesantunan, selaras dengan norma social dan agama.
  2. Apresiatif terhadap prestasi. Sikap yang apresiatif terhadap pencapaian prestasi akanmemnumbuhkan semangat baru untuk lebih amju dan berkembang lebih jauh. Dengan demikian, penghormatan/penghargaan kepada seseorang tidak dilakukan dengn cara yang radikal dan tanpa alas an yang tepat.
  3. Kreatif dan inovatif. Pendidikan di YPBI akan mendorong sikap kreatif dan inovatif. Penggalian terhadap hal-hal baru harus terus dimunculkan sebagai bentuk tanggung jawab pendidikan. Namun demikian, munculnya hal-hal baru tersebut harus memiliki nilai pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya.
  4. Perhatian terhadap nilai tradisi mempertahankan tradisi lama yang masih baik sama pentingnya dengan menghadirkan hal baru yang lebih baik lagi. Dalm hal ini, unsur manfaat dan maslahatlah yang menjadi penentu lestari atau tidaknya sebuah tradisi.
  5. Menerapkan pendidikan Aplikatif. Pendidikan di YPBI lebih menampilkan keteladanan. Menyampaikan informasi yang bersifat audio harus sejalan dengan realitasnya. Tidak seharusnya anak didik mendapatkan ajaran yang sama sekali tidak ia dapatkan contoh dalam kehidupan kesehariaanya.
  • Jenjang Pendidikan 
Nama Sekolah dan Usia Calon Santri Pendidikan pesantren yang dimaksud akan ditempuh selama tiga tahun untuk tingkat SMP. Nama sekolah SMP yang dibangun oleh YPBI adalah Smp Islam Budaya (SMP IBU). SMP IBU akan mangikuti kurikulum dari diknas. Calon santri yang akan di terima adalah lulusan SD/MI dengan usia minimal sebelas tahun. 
  • Dewan Pengasuh Dan Pengajar
 Pengasuh bersifat kolektif yang dikoordinasikan oleh Ketua Dewan Pengasuh. Dewan pengasuh akan mengangkat pendamping santri untuk membimbing dan mengawasi santri agar tumbuh dan berkembang sebagaimana diharapkan. Dewan Pengasuh juga mengangkat para pengajar yang kompeten di bidangnya sesuai dengan kebutuhan.
  • Kualifikasi Lulusan dan Kemampuan yang diharapkan
  1.  Mampu berkomunikasi dengan bahasa arab dan bahasa inggris dengan baik. 
  2.  Mampu membaca kitab-kitab klasik (kitab kuning).
  3.  Mampu menjawab persoalan umat baik menyangkut muamalah atau syariah 
  4.  Mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar. 
  5.  Hafal ebberapa surat Al-quran sesuai dengan kebutuhan dalam masyarakat. 
  6.  Memiliki integritas moral yang tinggi (berakhlakul karimah). 
  7.  Mampu mengahargai dan menjafa nilai baik budaya leluhur bangsa. 
  8.  Memiliki ijazah formal.






2 komentar:

  1. Merkur Futur Adjustable Double Edge Safety Razor - Matte
    A chrome titanium mesh finished, fully adjustable titanium cerakote and double-edge razor. A very convenient and convenient way price of titanium to keep your safety razor in titanium nitride coating service near me the titanium chords best shape and

    BalasHapus

Pages